Erlita, Si Gadis Sorake



Kulitnya yang hitam manis, rambut ikal hitam sebatas leher, dan matanya yang terhitung lebih besar dari ukuran orang Nias pada umumnya. Suaranya yang saya dengar seharian setiba di penginapan Mama Nelly, ternyata suara dia. Sangat khas, sedikit serak, dan nyaring. Penuh percaya diri.

"Aku suka nyanyi. Aku selalu diajak menyanyi kalau ada acara-acara di sekolah."

Semangatnya penuh dengan kobar ketika dia mengatakan hal itu pada saya dan Fiersa yang saat itu sedang ngobrol santai dengan Erlita yang sedang membantu Mama Nelly menjaga penginapan. Raut wajahnya sangat memperlihatkan tentang cita-citanya. Saya sangat antusias menyimak, tak melepas pandangan dari wajah Erlita.

"Entah itu ya, Kak. Aku kalau sedih, aku itu selalu membayangkan aku sedang bernyanyi di atas panggung."

Saya terkesima. Hebat, pelarian yang keren untuk anak seusia kelas 1 SMP. Di kala anak-anak remaja lain melarikan diri dengan hal-hal negatif dari kesedihan, Erlita malah menghibur dirinya dengan bayangan-bayangan impian. Tak banyak yang seperti dia. Barangkali saya belum menemukan saja "Erlita" yang lain.

"Aku punya itu cita-cita setinggi langit. Aku memang ingin jadi penyanyi, Kak. Cita-cita Kakak apa?"

"Ini, aku lagi jalanin cita-cita." jawab saya dengan sangat mantap.

"Hah? Lagi jalani cita-cita?" mata besarnya terbelalak. Saya dan Fiersa saling menatap dan melempar senyum pada Erlita.

"Iya, ini lagi jalanin cita-cita. Impian kita sama. Keliling Indonesia. Nias itu Indonesia kan?" Fiersa menambahkan.

"Wah, iya? Aku pengen banget jadi penyanyi. Semoga ya, aku bisa jadi penyanyi, Kak."

Aku hanya tersenyum, terlalu kagum dengan apa-apa yang baru saya dengar dari Erlita. Kebahagiaan tersendiri merasakan hal seperti itu. Mungkin tidak denganmu. Entahlah. Yang pasti, saya tidak menyesal menyebrang ke Nias, sebuah pulau yang masih sangat kental budaya. Pembicaraan yang tidak lama, namun meninggalkan kesan yang sangat membekas untuk saya. Terima kasih, Tuhan, telah mempertemukan aku dengan Erlita, si gadis Sorake yang bernyanyi. 

Dimanakah Erlita-Erlita yang lain? Apa itu kamu?

***

Dear Erlita, 

Kau gadis Nias pemberani, punya mimpi yang sangat hebat. Aku yakin, kau dengan segala usaha-usaha paling maksimalmu akan mengantarkan pada kenyataan. Usiamu masih sangat muda. Aku mendoakanmu semoga kau panjang umur, begitupun aku agar bisa melihat dirimu yang tengah memberi nyawa pada mimpimu yang tinggi itu. 

Kau bernyanyi kapanpun kau mau. Aku suka caramu memperlakukan impian. Mungkin orang lain melihatnya biasa saja, tapi tidak denganku. Halangan pasti akan ada di depan sana. Tapi aku tahu kau perempuan yang tak akan menyerah begitu saja. 

Kau tahu, Erlita? Aku sangat suka ketika aku memintamu menyanyikan lagu daerah Nias, dan kau melakukannya. Sekali lagi, aku sangat suka. Aku tak tahu ada berapa anak Nusantara yang masih menjaga dan melestarikan lagu daerahnya sendiri. Aku harap ada "kamu" lain di luar sana.

Semangat, Erlita. Kelak suatu saat kau akan membanggakan Sorake, mengharumkan nama Nias. Ya'ahowu.


Berbincang dengan Erlita 
Sorake, 25 April 2013

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Erlita, Si Gadis Sorake"