Sejuta Tebar Air Terjun Sawer (Sukabumi)



@PREMOUS is back! Perjalanan sangsaka kali ini dilakukan sambil menemani seorang lelaki sedang patah hati karena ditinggal cintanya, lelaki itu berinisial "A" belakangnya "A" juga, tengahnya "RY", nama belakangnya Raksasasmita (sebut saja dia Arya Raksasasmita). Seorang saudara sepupu sesusu sedarah sesilsilah yang menjadi partner in crime saya kali ini. Meskipun terlambat posting, ya mudah-mudahan masih keitung baru :D

Melangkah di tanah Sukabumi, kota Mochi dengan sejumlah tempat pariwisata menarik di dalamnya, mulai dari pegunungan sampai lautan selalu punya cerita. Namun berhubung hasil ngepet semalem, maka air terjun-lah yang akhirnya menjadi pilihan keren untuk disatroni. Sebenernya karena lebih deket dari rumah Arya sih. Haha. 

Terletak di Situ Gunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) menyajikan pemandangan yang sangat luar biasa. Di sini oke buat kemping, di samping rimbun-rimbun pohon, memang disediakan juga fasilitas untuk berkemah. Dan yang pasti cocok lah buat mengobati saudara saya yang lagi patah hati (cocok untuk bunuh diri maksudnya). 

Selain Curug Sawer, TNGP juga menyediakan akses menuju Danau Situ Gunung yang dapat ditempuh hanya 1 km dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat (diparkir di tempat parkiran ke dua).


Menuju Curug Sawer dapat ditempuh melalui dua jalur (jalan kaki), Kadudampit dan Cinumpang. Kalau mau lewat Cinumpang, pas naik angkot terakhir, minta turun di Cinumpang. Kalau ingin lewat Kadudampit atau TNGP, lanjut terus sampai titik angkot penghabisan alias di TNGP-nya sendiri.

Jalur Cinumpang lebih landai, lebih manusiawi, dan lebih punya hati daripada jalur Kadudampit. Bisa dilalui kendaraan roda dua, malah ada fasilitas ojeg yang mau nganter ke Curug Sawer, tapi bayar Rp 25.000. Oh, betapa berharganya Rp 25.000 untuk seorang Anisa Andini , bisa buat pasang lotre atau nambah susuk. Kalau mau gratis, pacarin dulu tukang ojegnya. 

Kalau jalur Kadudampit, beberapa tanjakan cukup mengasah otot-otot kaki yang kaku dan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua. Kalau kamu-kamu pada merasa lebih perkasa, pasti milih jalur Kadudampit. Karena tersedia juga berbagai dalam jurang. Ha-ha-ha.

Sebelumnya maap-maap nih ye, berhubung belun punya kamera sendiri, masih pinjem sana-sini, jadi mohon mangap untuk gambar-gambar kali ini kualitasnya kurang memuaskan. Maklum pake handycam kualitas motret VGA. Hello, 2013 masih minjem kamera? VGA pula? Biarin yang penting terdokumentasi, ga burem-burem amat lah. Enjoy aja.

Minggu, 17 Maret 2013
10.45 - 11.15 | 30 menit | jalur aspal | Pasar/Terminal Cisaat - TNGP (Jalur Kadudampit)

Menuju Pasar/ Terminal Cisaat ga susah. Kalau kalian datang dari arah Bandung, Cianjur, Kota Sukabumi (Terminal Sukabumi) atau Bogor (Terminal Cibadak), kalian tinggal cari angkutan umum menuju Alun-alun Cisaat. Minta turun di Polsek Cisaat. Udah gitu, pas turun angkot, kaki duluan yang turun, jangan lupa bayar angkotnya.
Udah turun di Alun-alun Cisaat, lanjut nyebrang ke Polsek Cisaat (Kalau dari Kota Sukabumi, nyebrang) lanjut jalan kaki sedikit ke Pasar Cisaat atau Terminal Cisaat, karena di sanalah tempat angkot menuju Situ Gunung tersedia. Kemudian dari Terminal Cisaat naik angkot terakhir ke Taman Nasional Gede Pangrango.

Gerbang Taman Nasional Gede Pangrango (Jalur Situ Gunung Kadudampit)

Yang bahagia karena punya kendaraan banyak, angkutannya ini :
1. Dari kota masing-masing menuju Terminal Sukabumi atau Cibadak (itung cendili)
2. Dari arah Kota Sukabumi (Terminal Sukabumi) | angkot | 30 menit | Rp 3.000 - Rp 5.000
    Dari Bogor (Terminal Cibadak) | angkot | 20 menit | Rp 3.000 - Rp 5.000
3. Pasar atau Terminal Cisaat | angkot | jalan aspal 
    Rp 3.000 (sampe Cinumpang) | 20 menit
    Rp 5.000 (sampe Kadudampit) | 30 menit

Memasuki kawasan TNGP akan dikenakan biaya :
Rp 2.000 untuk roda dua
Rp 5.000 untuk roda empat
Rp 10.000 untuk roda lebih dari empat
Rp 3.000 per orang untuk tiket masuk Curug Sawer

Rp 5.000.000 per orang untuk yang buang sampah sembarangan <-- Tarif @PREMOUS #1
Rp 10.000.000 per lelaki yang bikin saya patah hati <-- Tarif @PREMOUS #2

11.15 - 12.15 WIB | 1 jam | jalur tanah | Gerbang TNGP – Curug Sawer

Menuju Curug Sawer sebenarnya tidak ada pos-pos yang ditentukan oleh petugas TNGP sendiri. Jadi di sini saya kasih patokan-patokan ala @PREMOUS aja deh. Ala Premous loh ya hahaha, bisa apa aja.

Jalur menuju Curug Sawer (sudut pandang dari gerbang TNGP)
Jalur becek kalau hujan
Dalam perjalanan menuju Curug Sawer sesekali akan ditemui jalur-jalur becek. Itupun kalau hujan. Kalau ga hujan, ya mungkin berdebu-debu dikit lah.

Bekas Toilet Umum
Jembatan kecil
Warung yang akan ditemukan di perjalanan menuju Curug Sawer
Ini jembatan juga yang akan ditemui dalam perjalanan
Sepanjang jalan akan dijumpai aliran-aliran air di pinggir jalan yang agak sedikit menghalangi jalan. Enak sumpah airnya jernih, bisa numpang cuci muka.

Nah, beberapa ratus meter dengan jalan tangga menanjak, akan ditemukan sebuah perempatan yang bisa dipakai untuk istirahat, duduk-duduk manis atau mau jingkrak-jingkrak juga bisa. Perempatan ini yang menunjukan arah ke Air Terjun Sawer dan Danau Situ Gunung. Nah, arah ke Curug Sawer itu jalannya ngelewatin dua pohon kurus kayak gambar di bawah ini nih. 
Saya sebut ini pohon "Selamat berpetualang".
Penunjuk arah menuju Curug Sawer yang dipasang di pohon "Selamat berpetualang" yang kiri

12.15 – 12.45 | 30 menit | Nengok dulu Curug Sawer

Loket masuk Curug Sawer kalau masuknya lewat Cinumpang
Akhirnya sampailah di peradaban air terjun. Menemukan sebuah loket untuk masuk ke kawasan Curug Sawer. Haha. Mana air terjunnya mana? Dengan hasrat membabi buta dan menggebu-gebu, saya memilih untuk menikmati sejenak si air terjun itu. Kalau dari gambar di atas, lanjut ke air terjun itu belok kiri. Terus jalan..... sekitar 100 meter lebih berapa senti dikit lah. Sebelum sampai di titik air terjun, disuguhin dulu sama aliran-alirannya.


Sampailah di saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan saya ke depan pintu gerbang kemerdekaan air terjun.
Air Terjun Sawer

Saya duduk-duduk sebentar di batu-batunya. Sedikit ada ritual sendiri dulu kalau udah nyampe destinasi. Duduk manis, tengok kanan kiri, terus ngelamun dikit sambil kumat-kamit ga jelas sambil dengerin musik air terjun yang udah ngusir semua kelelahan selama perjalanan. Sebelum ngelamun lebih jauh, saya memutuskan untuk ngopi cantik dulu di warung yang terletak di pinggir lapang. Lapang itu kalo dari loket tadi, itu ke kanan.

12.45-13.15 | 30 menit | Mejeng cantik
Nangkring cantik di warung si Ibu
Sesi mejeng cantik atau ngopi cantik atau nangkring cantik adalah sesi favorit perjalanan saya.  Soalnya bisa sambil cuci mata juga kali. Ga lupa berbincang-bincang ringan bersama Ibu pemilik warung yang saya satroni juga Bapak petugas TNGP. Lupa nama Ibunya sapa, si Bapak juga lupa namanya. Haha. Sebut saja dia Ibu Budi dan Bapak Nina.

"Tahun 1983, di sini masih rawa semua. Cipratan air terjun itu bisa sampai hampir 100 meteran, tuh ke loket itu sampai cipratannya. Kalau sekarang nyiprat-nya ga sejauh dulu. Ya cuma segitu. Makanya kenapa disebut Sawer, karena terjun airnya jauh banget." kata Bapak Petugas.

Ngobrol asik ditemani secangkir buatan Ibu warung masih berlanjut. Guyon-guyon dan obrolan tentang Air Terjun Sawer sangat mengasikan. Pemandangan selain alam juga banyak anak-anak yang sedang pendidikan palang merah di lapang depan warung si Ibu. Bikin suasana di situ tambah rame.

Jembatan penghubung dari Jalur Cinumpang

Di sini fasilitas lumayan memadai lah. Mau sholat? Ada mushola, bisa ikut di warung si Ibu. Mau ke kamar mandi juga bisa ikut di belakang warung si Ibu. 

Setelah cukup liat kanan kiri di sudut yang lain, saya memutuskan lagi untuk kembali ke air terjun. Yuk balik lagi yuk. Sesi narsis-narsis.

13.15 - 14.45 WIB | 1 jam 30 menit | Air Terjun Sawer + Narsisme

Kalian kalau mau ke air terjun jangan bego kayak saya. Udah tau air terjun, malah ga bawa baju ganti, kecuali kalau emang kalian ga pengen basah-basahan. Cuma ngapain kalo ke air terjun tapi kagak mau basah-basahan. Sumpah enjoi banget mandi di sini. Apalagi kalau sama pacar kan gitu ciprat-cipratan air gitu serasa telenovela. Mungkin :|
Wajib ! Baju ganti !



Sangsaka dan dua saudara

Flanel paling kece punya GONRADIGA
Ga lupa nih flanel kece yang selalu nemenin saya kemana-mana. Flanel Gonradiga punya! Dua hal yang selalu hadir dalam foto-foto narsis saya : Sangsaka , flanel Gonradiga. Biar jadi ciri khas. Haha :|

Satu jam lebih saya menikmati keluarbiasaan air terjun berketinggian 25-30 meter ini. Mulai dari makan siang ditemenin sama percik-perciknya, terus ngeliat banyak orang yang berkunjung barangkali dengan geng gongnya, terus ada juga yang pacaran mandi bareng di situ. Deuh asoi bener. Jadi mupeng. Tapi orang-orang pada mupeng waktu saya foto-foto bareng sangsaka. Haha. Jadi pada minjem kan? :p

Waktu semakin sore. Sebenernya ga sore-sore banget sih. Masih betah. Cuma langit mulai abu. Males kalau sampe harus kehujanan di situ. Mana ga bawa jas hujan. Akhirnya saya pilih untuk kembali ke parkiran mobil dan pulang. 

14.45 - 15.15 WIB | 30 menit | Curug Sawer - Parkir Mobil/Gerbang TNGP

Kurang lebih dua jam yang hebat saya habiskan untuk secuil karya Tuhan. Meski tak sehebat Niagara, tapi tetap keren. Ini pilihan saya untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang lain. Mungkin banyak orang yang memilih diam dan duduk manis di sofa sambil diteduhi atap rumah, tapi saya memilih untuk bersyukur dengan cara saya sendiri. Bagaimana dengan kamu?

Terima kasih, Sawer. Tetap mengagumkan. Tebar terus percik airmu. Maaf atas segala gangguan dari kami para manusia. Salam Indonesia :)

Salam sangsaka untuk sang terjun

***

Biaya ala Premous ke Curug Sawer (jalur Kadudampit, kendaraan mobil, 2 orang)
---Bensin mobil | Rp 50.000 | Arya yang bayar
---Tiket masuk Curug Sawer 2 orang | Rp 3.000 x 2 | Arya lagi yang bayar
---Parkir mobil | Rp 5.000 | Lagi-lagi Arya yang bayar
---Jajan di warung si Ibu | Rp 10.000

Kesimpulan, cuma keluar buat jajan doang :|

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Sejuta Tebar Air Terjun Sawer (Sukabumi)"

Tempat Wisata di Kuningan mengatakan...

Curug saer sukabmi merupakan salah satu potensi objek witasa yang jika dikembangkan akan enjadi obyek isata mrnarik dan lebih terkanal