Merasa Gak Berbakat? Lihat Satu Ayat Ini!

QS. AL-ISRA’ : 84



"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya."

Syaakilah : Bentuk diri, sifat, kepribadian, kecenderungan perilaku
Sabiilan : jalan hidupnya yang unik


Allah melalui ayat ini tuh pengen bilang, kalau kita masing-masing tuh unik! Dan Allah tuh paling tahu jalan hidup kita kayak gimana, supaya apa? Supaya kita bisa mengambil hikmah dan beramal soleh dari perjalanan itu. Dan jalan hidup itu setiap orang juga gak ada yang sama 100%. Kalau mirip mungkin iya, tapi gak akan ada yang sama 100%.

Maksudnya gimana? Saya ceritakan dari perjalanan saya.

Jangan kalian kira saya sekarang bisa dengan mudah sharing tentang parenting karena mendapat pola asuh yang benar saat kecil. Pengasuhan benarnya pasti ada, tapi lebih banyak merasakan alhamdulillah sisi hitamnya. Saya gak mengatakan ini aib keluarga, tapi justru jadi semacam “kebanggaan” karena akhirnya saya bisa ambil hikmah dari perjalanan yang udah Allah tetapkan. Gak lagi meratapi dan menyalahkan yang sudah terjadi.

Intinya saya dulu ngalamin tuh yang namanya fatherless. Ibu cerai saat saya masih usia 6 bulan, nikah lagi saat saya usia 10 tahun, ternyata KDRT, cerai lagi saat saya usia 24 tahun, saya yang paling semangat pengen ibu bercerai, ha ha ha. Alhamdulillah berhenti di pernikahan ketiga yang membuat ibu bahagia lahir batin insyaAllah.

Wah banyak banget keresahan saya sebagai anak mengalami itu semua. Belum lagi sistem sekolah yang juga menggelitik batin untuk komplen :

“Kenapa sih yang dibilang pinter itu cuma yang ranking aja?”, “Emang jurusan tuh cuma IPA IPS ya?”, “Kok saya iri ya ngelihat teman yang dia tahu passionnya apa? Lah, minat aku kemana ya? Kayaknya kejebak sistem sekolah ini!”, “Hidup tuh harusnya gimana sih?” , “Kayaknya gak mungkin deh kalau ngejar uang doang.”

Saya komplen soal ranking bukan karena saya gak ranking, justru karena sekolah ranking mulu dan saya gak suka berkompetisi menjadi juara. Yang temen-temen SD dan SMA pasti tahu. Malah pas SMA dapet predikat nilai NEM tertinggi di jurusan IPA. Temen-temen kuliah saya juga sebagian tahu kalau saya bisa paham apa yang dijelasin sama dosen, padahal sayanya tidur di kelas, mana pake celana pendek, sendal jepit, belum pake kerudung. Prem yang dulu bukan untuk ditiru. Ilmu plus-plus, tapi adab saya minus. Banget.

Pendek cerita, akhirnya saya nikah dan dititipkan Maheswari (anak saya). Banyak belajar soal mendidik anak tapi belum ada yang ngena banget. Pernah waktu itu saya tanya ke sebuah akun Instagram yang membahas parenting ala Nabi, kurang lebih saya nanya gini :

“Kalau anak 3 tahun masih kebalik-balik mengucapkan ayat gimana ya, Bu?” Apa coba yang beliau bilang?
“Gak boleh, Mbak, harus diralat segera, itu kan ayat Allah.”
“Tapi usia anaknya masih 3 tahun, Bu.”
“Ya, Mbak, tetap harus dibetulkan segera sampe bener, nanti kebiasaan salah.”

Aku di situ agak kurang sreg, lah ini anaknya masih 3 tahun, masa iya sih harus udah segitunya saklek diperbaiki saat itu juga? Wah, langsung unfollow deh.

Sampai akhirnya Allah mempertemukan saya dengan Fitrah Based Education (FBE). Kayak menemukan apa deh pengen nangis banget. Ini dia yang saya cari! Saya langsung flashback banget sama kehidupan saya saat anak-anak. Pantesan saya krisis kepercayaan sama lelaki karena fatherless dan itu membuat saya terlalu maskulin hingga sama sekali sempat gak butuh lelaki. Oh, pantesan saya merasa terjebak sama sistem sekolah karena sejatinya pendidikan itu bukan berawal di sekolah, tapi dari rumah. Oh, pantesan saya dikasih salah jurusan dan pahitnya kehidupan karena Allah ternyata pengen saya berjuang di sini.

Di FBE setiap usia anak dididik dengan cara berbeda. Usia dini 0-7 tahun itu harus dipesonakan tentang Allah, gak harus dituntut dulu untuk hapal Quran atau rajin solat karena Nabi aja meminta kita ngajarin anak solat itu usia 7 tahun. Jadi di FBE itu kita bisa paham kapan anak harus dimaklumi, kapan anak harus menerima tentang konsekuensi. Gak semuanya harus selesai di usia dini. Anak 3 tahun melontarkan ayat masih kebalik-balik ya gak apa-apa, dipesonakan dan terus dicontohkan terus, gak perlu saklek saat itu juga diralat. Karena masih usia dini yang mana kalo dipaksa, justru malah trauma nanti di sama ayat Qur'an. Ini baru pendidikan yang memanusiakan manusia.

Setelah saya tahu FBE, ada dorongan kuat untuk menyebarluaskan tentang FBE ini. Semua orang harus tahu konsep ini. FBE ini sebenarnya konsep Al-Qur'an dan hadist, namun dikumpulkan dan dibuat lebih terstruktur oleh Ust. Harry Santosa rahimahullah sehingga lebih mudah dipahami. Beliau melakukan riset selama hampir 20 tahun dengan berdiskusi dan mengumpulkan berbagai pemikiran pakar hingga terwujudnya FBE ini.

Dan dorongan dari dalam diri saya kuat sekali ketika merasa FBE ini harus semakin disebarluaskan lagi. Dan memang ternyata saya sangat berbakat dalam menyampaikan kembali sesuatu yang bagus dan bermanfaat, saya kuat untuk menyampaikan hal-hal agar lebih mudah dipahami orang lain. Dengan kekuatan jaman digital, jadilah saya sekarang content creator yang banyak membahas parenting dan pendidikan berbasis fitrah di akun Instagram @tehprem .

Bidang saya pendidikan, dan peran saya (untuk sampai saat ini) adalah menyebarluaskan FBE dengan membagikan parenting fitrah, mengisi webinar atau kuliah WhatsApp terkait pendidikan, berkolaborasi dengan akun-akun yang juga membahas pendidikan sejati.

Ternyata, masa kecil saya yang fatherless dan gelap tadi adalah jalan unik yang Allah tetapkan agar saya punya peran di bidang pendidikan, dan Allah telah menitipkan bakat-bakat kepada saya untuk menyebarluaskan dan memaknai ulang kepada publik tentang pendidikan sejati. Bakat itu bukan untuk diri sendiri, tapi untuk beramal soleh dan kebermanfaatan. 

Kembali ke ayat Al-Isra : 84 ,".........Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya."

Allah benar-benar tahu jalan terbaik untuk saya dan Allah gak mungkin membiarkan kita tanpa bakat yang diberikan-Nya. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Barakallahu Fiik.


(Insight Seri #8 Fitrah Based Education Series with Maestro bersama Pak Muhammad Firman, seorang praktisi pendidikan dan praktisi Talents Mapping)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Merasa Gak Berbakat? Lihat Satu Ayat Ini!"