Aku menerimamu sebagai “pertama” ku
di saat kamu memintaku menjadi “kesekian” mu.
di saat kamu memintaku menjadi “kesekian” mu.
Pelataran gedung megah dan sunyi dini hari
menjadi saksi bisu dua manusia yang memulai perjalanan “kita”.
menjadi saksi bisu dua manusia yang memulai perjalanan “kita”.
Anomali rangkaian lirik yang mengalun
menjadi musik yang seringkali mempercepat tempo debar jantung.
menjadi musik yang seringkali mempercepat tempo debar jantung.
Ribuan hari dan puluhan bulan menjadi masa untuk kita saling melengkapi.
Aku dan kamu berbeda, tapi rasa kita sama.
Aku dan kamu berbeda, tapi rasa kita sama.
Egoku semakin tinggi. Menutup mata hati dari aliran rasamu.
Aku kalut. Kamu takut.
Aku kalut. Kamu takut.
Kau menarik "dirimu" dari "perjalanan"
dan aku mengambil kembali "diriku" dari "kita".
dan aku mengambil kembali "diriku" dari "kita".
Aku dan kamu melanjutkan cerita berbeda.
Terima kasih untuk waktu-waktu
yang secara ikhlas kau percayakan padaku
untuk berada di dalamnya.
yang secara ikhlas kau percayakan padaku
untuk berada di dalamnya.
Terima kasih untuk 4 tahun 4 bulan
yang kini berkenan untuk tersimpan rapi
dalam album kenangan dan catatan sejarah lisan.
yang kini berkenan untuk tersimpan rapi
dalam album kenangan dan catatan sejarah lisan.
Terima kasih, kamu.
Semoga selepas "kita" ini
menjadikan "aku" dan "kamu" yang lebih baik :)
***
Semoga selepas "kita" ini
menjadikan "aku" dan "kamu" yang lebih baik :)
***
2 Tanggapan untuk "Nostalgia 1703"
hmm.. tulisan kamu bagus prem.
Hai, Niken... Trims... :)
Posting Komentar